Silakan baca lanjutannya.. ^^
=========================================================================
Bagian I
Sekilas Tentang Vektor
Sekilas Tentang Vektor
Vektor adalah garis yang memiliki panjang dan arah. Simbol untuk vektor, bisa berupa overline variable (misalnya:




Vektor dapat ditulis dalam bentuk matriks kolom.
Misalnya:
=>
Vektor dalam bentuk matriks kolom dapat dibuat lebih *hemat tempat* dengan pemberian unsur transpos matriks. Jadi, matriks
juga dapat ditulis dalam bentuk
. Simbol T berarti *tranpos*.
Selain itu matriks dapat ditulis dalam bentuk penambahan vektor-vektor satuan.
Sebagai contoh:
= 3
+ 5
. (Bentuk ini adalah bentuk yang paling efektif, karena menunjukkan elemen vektor satuan.. Tapi, kurang enak dibaca.. ~~a)
Di sini
adalah vektor
, sedangkan
adalah vektor
.
Misalnya:

Vektor dalam bentuk matriks kolom dapat dibuat lebih *hemat tempat* dengan pemberian unsur transpos matriks. Jadi, matriks


Selain itu matriks dapat ditulis dalam bentuk penambahan vektor-vektor satuan.
Sebagai contoh:



Di sini




Operasi vektor bisa berupa:
1. Penjumlahan (dan pengurangan): tinggal menjumlahkan elemen-elemen vektor yang sesuai
2. Perkalian dengan skalar (menghasilkan vektor yang sejajar dengan vektor awal)
3. Perkalian dengan vektor (akan dibahas lebih lanjut).
Contoh Soal 1: Jika
=
dan
=
, maka berapakah
+
?
Jawab:
+
=
+
=
= 
Contoh Soal 2: Jika
= 2
+ 5
-8
, maka berapakah 2
?
Jawab: 2
= 2(2
+ 5
-8
) =
+ 5
-16
. (bentuk ini adalah bentuk lain dari vektor. Lihat penjelasan awal).
Contoh Soal 3: Jika
= 6
-5
-
, dan
= 3
+
, dan
= -2
+5
, dan
= 2
-
+ 2
, maka berapakah
?
Jawab:
= 2(6
-5
-
) - (3
+
) + 2(-2
+5
) = 12
-10
-2
-3
-
-4
+10
_________= 5
- 3
Atau dapat juga ditulis
=
.
1. Penjumlahan (dan pengurangan): tinggal menjumlahkan elemen-elemen vektor yang sesuai
2. Perkalian dengan skalar (menghasilkan vektor yang sejajar dengan vektor awal)
3. Perkalian dengan vektor (akan dibahas lebih lanjut).
Contoh Soal 1: Jika






Jawab:






Contoh Soal 2: Jika





Jawab: 2







Contoh Soal 3: Jika















Jawab:















_________= 5


Atau dapat juga ditulis


Panjang vektor dapat ditentukan dengan konsep phytagoras. (perhatikan simbol untuk panjang vektor)..
Contoh soal 4: jika
=
, berapakah panjang
.
Jawab: Panjang vektor
=
=
=
.
Contoh soal 5: Jika
=
+3
+5
+7
+9
+ 11
. Tentukan panjang vektor
!
Jawab:
=
= 
Contoh soal 4: jika



Jawab: Panjang vektor




Contoh soal 5: Jika








Jawab:



Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya 1 satuan. Lambang vektor satuan bermacam-macam. Di sini akan digunakan simbol
.
Contoh Soal 6:
=
. Apakah vektor
adalah vektor satuan?
Jawab:
=
= 1. Maka
adalah vektor satuan (karena panjangnya 1)
Contoh soal 7: Terdapat vektor
dimana
= 2
+ 6j +5k.Tentukan vektor satuan yang searah dan sejajar dengan vektor
.
Jawab:
Tentukan panjang vektor
=
=
= 
Syarat sejajar dan searah, vektor itu harus dikalikan konstanta yang positif.
= c.
... (i)
Syarat ini juga dipenuhi untuk *panjang* vektor. Jadi:
= c. 
Panjang vektor satuan adalah 1. Jadi:
1 = c.
Maka, c =
=
.
Subtitusikan nilai c ini di persamaan awal, maka didapat:
=
=
=
.
Contoh soal 8: Berapakah vektor satuan dari vektor
(yang ada di contoh soal nomor 3)?
Jawab:
Soal ini identik dengan soal nomor 7 (hanya beda kata-kata).
Di soal ini, kita mencoba memakai rumus vektor satuan, yang logikanya sudah ada di contoh soal nomor 7.
= 
Jadi,
=
=
=
.

Contoh Soal 6:



Jawab:



Contoh soal 7: Terdapat vektor




Jawab:
Tentukan panjang vektor




Syarat sejajar dan searah, vektor itu harus dikalikan konstanta yang positif.


Syarat ini juga dipenuhi untuk *panjang* vektor. Jadi:


Panjang vektor satuan adalah 1. Jadi:
1 = c.

Maka, c =


Subtitusikan nilai c ini di persamaan awal, maka didapat:






Contoh soal 8: Berapakah vektor satuan dari vektor

Jawab:
Soal ini identik dengan soal nomor 7 (hanya beda kata-kata).
Di soal ini, kita mencoba memakai rumus vektor satuan, yang logikanya sudah ada di contoh soal nomor 7.








Vektor Posisi adalah vektor yang berpangkal dari koordinat O, bisa (0,0) atau (0,0,0), dan seterusnya.
Misalnya:
=
=>
Contoh soal 9: Jika
=
, sedangkan
=
. Tentukan vektor
!
Jawab:
Dengan digambar, maka kita tahu bahwa
+
=
, maka:
=
=

= 
Misalnya:


Contoh soal 9: Jika





Jawab:
Dengan digambar, maka kita tahu bahwa











Ruang Dimensi Vektor menunjukkan di dimensi mana vektor itu berada. Misalnya, vektor itu terletak di dalam ruang, maka dia akan berada di dimensi 3 atau di
. Jika vektor itu terletak di bidang, maka vektor itu berada di dimensi
. Lalu, apakah dimensi 4 itu ada? Bagaimana cara menggambar vektor di dimensi 4 atau lebih? Hmm..
Sebetulnya, vektor dimensi 4 atau lebih itu ada, tapi vektor ini bersifat *khayal*, dan tidak bisa digambar.
Apakah Dot dan Cross Product berlaku untuk dimensi 4, 5, dan seterusnya...??
Tidak!! Cross Product hanya berlaku di
. Namun, dot bisa berlaku di semua dimensi. Namun, pembuktian untuk dot product di dimensi 4 (atau lebih) masih belum ada (dan tidak akan ada). Jadi, kita sebaiknya lihat pembahasan Dot dan Cross Product di
dan
saja yach.. ^^


Sebetulnya, vektor dimensi 4 atau lebih itu ada, tapi vektor ini bersifat *khayal*, dan tidak bisa digambar.
Apakah Dot dan Cross Product berlaku untuk dimensi 4, 5, dan seterusnya...??
Tidak!! Cross Product hanya berlaku di



=========================================================================
Bagian II
Dot Product
Dot Product
Dot (










Mengapa hasilnya skalar?
Masing-masing unsur dari
,
, dan
adalah skalar. Jadi,
juga skalar. (Lihat juga pembahasan tentang cross product. Mungkin akan memperjelas. ^^)
Mengapa Dot Product didefinisikan seperti itu?
Justru itulah masalahnya. Si pembuat definisi itu memang sangat kreatif. Mulanya, untuk mengalikan vektor
dan
, maka akan ada tiga unsur yang berperan, yaitu panjang
, panjang
, dan sudut yang dibentuk keduanya (
). Definisi untuk dot diambil unsur yang cos. ^^
Apa arti dari hasil perkalian itu?
Kalo ngak *diolah* lebih lanjut, hasil dari
.
.
sesungguhnya tidak memiliki arti.
.
.
hanya kumpulan angka-angka saja dan angka itu tidak menunjukkan besaran apapun (bagi saya). Oleh, karena itu dot product harus diolah lagi agar dapat diaplikasikan. ^^
Masing-masing unsur dari






Mengapa Dot Product didefinisikan seperti itu?
Justru itulah masalahnya. Si pembuat definisi itu memang sangat kreatif. Mulanya, untuk mengalikan vektor





Apa arti dari hasil perkalian itu?
Kalo ngak *diolah* lebih lanjut, hasil dari






Contoh soal 10:
Diketahui di dimensi 3 (
), terdapat vektor
dan
.
=
.
Didapat bahwa, ternyata: (
)
=
.
Tentukan besar sudut yang dibentuk antara
dan
!
Jawab:
Contoh Soal 11:
Jika
= 4, berapakah
?
=
.
(kita tahu bahwa vektor
dan
itu sudutnya 00)
= 
= 16
Diketahui di dimensi 3 (





Didapat bahwa, ternyata: (





Tentukan besar sudut yang dibentuk antara


Jawab:
(![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() Jadi, ![]() ![]() |
Contoh Soal 11:
Jika




Jawab:















Karakteristik Dot Product
Di sini kita akan bermain-main dengan vektor satuan. Kita akan melihat vektor di dimensi ruang (
), jadi akan ada 3 vektor basis di sini yaitu
,
, dan
.
=
,
=
, dan
=

Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.
=|
|.|
|.
= 1 (ingat bahwa sudut yang dibentuk adalah 00)
=|
|.|
|.
= 1
=|
|.|
|.
= 1
Selain itu, nilainya adalah nol. Lihat di bawah.
=|
|.|
|.
= 0 (karena sudut yang dibentuk adalah 900)
=|
|.|
|.
= 0
=|
|.|
|.
= 0
=|
|.|
|.
= 0
=|
|.|
|.
= 0
=|
|.|
|.
= 0
Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama.. ^^)
Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan
tanpa perlu tahu sudutnya. Lihat penguraian di bawah.
= 
+
+

= 
+
+

Di sini kita akan bermain-main dengan vektor satuan. Kita akan melihat vektor di dimensi ruang (










Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.


















Selain itu, nilainya adalah nol. Lihat di bawah.




































Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama.. ^^)
Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan

















![]() ![]() ![]() | = (![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() = ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ==== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ==== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() = ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ++++ ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ==== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() = ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Contoh Soal 12:
Jika
=
dan
=
, berapa sudut yang dibentuk oleh kedua vektor itu?
Jawab:
=

(-1)(4)+(2)(
)+(3)(-1) =
.
. 
-6 =
.
. 
-6 = 15,5403
(menggunakan kalkulator)
= - 0,386
= 112,710 (menggunakan kalkulator)
Ternyata dot vektor dapat digunakan untuk menghitung sudut dengan rumus:
= 
Jika




Jawab:






(-1)(4)+(2)(




-6 =



-6 = 15,5403



Ternyata dot vektor dapat digunakan untuk menghitung sudut dengan rumus:


Proyeksi Vektor
Di contoh soal di atas, dot product dapat digunakan untuk mencari sudut apit. Namun, sesungguhnya dot vektor dapat digunakan untuk kemampuan yang lebih, yaitu mencari vektor proyeksi. Lihat penjelasan di bawah.
Misalkan diberikan vektor
dan
.
adalah proyeksi vektor
ke
, maka dapat digambarkan sebagai berikut. (Sebenarnya, pangkal vektor
dan
tidak harus berhimpit, namun, dianggap demikian supaya lebih mudah dipahami).
Pertama, tama kita akan mencoba mencari panjang vektor
.
Sesuai dengan aturan trigonometri:
=
... (i)
Sesuai dengan operasi dot vektor:
=
... (ii)
Gabungkan kedua persamaan di atas, maka akan kita dapatkan rumus untuk
= 
= 
Karena
dan
berhimpit, maka dapat kita simpulkan bahwa vektor satuan dari
sama dengan vektor satuan dari
.
= 
Ingat rumus untuk vektor satuan sebelumnya, maka persamaan di atas menjadi:
= 
=

Substitusikan nilai
, maka didapat:
=
(vektor proyeksi dari
ke
)
Untuk mencari vektor proyeksi dari
ke
, maka kita tinggal ganti simbol:
=
(vektor proyeksi dari
ke
)
Di contoh soal di atas, dot product dapat digunakan untuk mencari sudut apit. Namun, sesungguhnya dot vektor dapat digunakan untuk kemampuan yang lebih, yaitu mencari vektor proyeksi. Lihat penjelasan di bawah.
Misalkan diberikan vektor







Pertama, tama kita akan mencoba mencari panjang vektor

Sesuai dengan aturan trigonometri:


Sesuai dengan operasi dot vektor:


Gabungkan kedua persamaan di atas, maka akan kita dapatkan rumus untuk



























Contoh Soal 13:
Di dimensi 2 (
), terdapat 2 buah vektor, yaitu
dan
.
= 
= 
Tentukan
(proyeksi
pada
) dan
(proyeksi
pada
)!
Jawab:
Kasus di atas dapat digambarkan sebagai berikut (
dan
dianggap sebagai vektor posisi)
Vektor proyeksi dari
ke
=
=
=
=
.
Vektor proyeksi dari
ke
=
=
=
=
.
Contoh Soal 14:
Diketahui vektor
dan
bukan
(vektor yang panjangnya 0) memenuhi kondisi berikut.
= 2
=
.
Sudut yang dibentuk
dan
adalah
. Tentukan
!
Jawab:
Ini adalah soal vektor yang tricky. Mungkin pada awalnya kita kesulitan karena bingung memulai dari mana. Tapi, kita bisa memulai dari apa yang ditanyakan.
selalu berhubungan dengan
, maka inilah hal yang pertama kali kita lakukan.
=

Substitusi nilai
= 2
:
= 2
.

= 2
... (i)
Lalu, kita tinggal menentukan untuk mengolah
. Supaya lebih mudah, maka sebaiknya kita kalikan vektor
dengan dirinya sendiri.
=
+ 6 (
) + 9 (
)
=
+ 6 (
) + 9
Karena
=
(diketahui di soal), maka persamaan tersebut menjadi:
=
+ 6 (
) + 9
6 (
) =
9
=
... (ii)
Substitusikan persamaan (ii) ke (i), maka:
= 2

= 
Di dimensi 2 (







Tentukan







Jawab:
Kasus di atas dapat digambarkan sebagai berikut (


Vektor proyeksi dari






Vektor proyeksi dari











Contoh Soal 14:
Diketahui vektor










Jawab:
Ini adalah soal vektor yang tricky. Mungkin pada awalnya kita kesulitan karena bingung memulai dari mana. Tapi, kita bisa memulai dari apa yang ditanyakan.










Substitusi nilai













Lalu, kita tinggal menentukan untuk mengolah




















Karena








6 (
















=========================================================================
Bagian III
Cross Product
Kita tahu bahwa dot vektor sangat berperan dalam perhitungan sudut dan vektor proyeksi. Keistimewaan dot terletak pada Cross Product

Cross (











Apa hasil dari cross product itu?
Hasil dari cross product adalah vektor yang tegak lurus dengan vektor
dan vektor
. Kenapa bisa begitu? Ini karena pengaruh perkalian vektor-vektor satuan
dan
. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di bagian karakteristik cross product.
Sementara, jika kita ingin meng*skalar*kan cross product, maka unsur
dapat kita hilangkan, maka rumusnya menjadi:
=
.
. 
Di sini, kita tahu bahwa
.
.
adalah rumus Luas jajargenjang. Wah, ternyata kita bisa mencari luas jajargenjang dari sudut pandang vektor! ^^
Mengapa cross product dapat menghasilkan vektor sedangkan Dot Product tidak?
Sebetulnya dot product bisa menghasilkan vektor jika dikalikan lagi dengan vektor satuan. Namun, dot product sengaja tidak menghasilkan vektor karena di sinilah aplikasi dot vektor yang banyak digunakan (mencari sudut dan vektor proyeksi). Lalu, jika ingin memberi arah, kita tinggal mengalikannya dengan vektor satuan yang arahnya terserah kita (di sini dot vektor bersifat dinamis).
Sementara itu, cross vektor juga sebenarnya bisa jika didefinisikan sebagai ini saja:
.
.
karena bisa diaplikasikan dalam mencari luas jajargenjang. Namun, fungsi ini masih terlalu sederhana (bagaimana kita mendefinisikan 

dengan 

, tentunya nilai keduanya harus berbeda dan tidak mungkin kita mendefinisikan keduanya adalah 1 meskipun keduanya tegak lurus). Unsur
pada cross vektor sungguh *mempesona*. Pada saat sudut yang dibentuk adalah 900 (yang berarti hasil sin-nya adalah 1), maka kita dapat memodifikasinya dengan pemberian arah vektor yang saling ortoghonal (tegak lurus) kedua vektor, berbeda jika kita menggunakan cos pada dot product. Ini juga bisa memberikan solusi bagi nilai 

dengan 

(sebagai contoh) supaya tidak sama.
Mengapa Cross Product hanya berlaku di dimensi 3 saja?
Untuk membuat vektor yang tegak lurus diperlukan vektor basis yang saling tegak lurus juga. Lalu, di dimensi 4, bisakah kita menemukan 4 vektor yang saling tegak lurus?
Sebenarnya di dimensi 2, cross product bisa saja kita gunakan karena dimensi 2 adalah bagian dari dimensi 3. Namun, mungkin hasil yang dipakai hanyalah sebatas
, karena
tidak dapat digunakan di dimensi 2.
Hasil dari cross product adalah vektor yang tegak lurus dengan vektor




Sementara, jika kita ingin meng*skalar*kan cross product, maka unsur








Mengapa cross product dapat menghasilkan vektor sedangkan Dot Product tidak?
Sebetulnya dot product bisa menghasilkan vektor jika dikalikan lagi dengan vektor satuan. Namun, dot product sengaja tidak menghasilkan vektor karena di sinilah aplikasi dot vektor yang banyak digunakan (mencari sudut dan vektor proyeksi). Lalu, jika ingin memberi arah, kita tinggal mengalikannya dengan vektor satuan yang arahnya terserah kita (di sini dot vektor bersifat dinamis).
Sementara itu, cross vektor juga sebenarnya bisa jika didefinisikan sebagai ini saja:
















Mengapa Cross Product hanya berlaku di dimensi 3 saja?
Untuk membuat vektor yang tegak lurus diperlukan vektor basis yang saling tegak lurus juga. Lalu, di dimensi 4, bisakah kita menemukan 4 vektor yang saling tegak lurus?
Sebenarnya di dimensi 2, cross product bisa saja kita gunakan karena dimensi 2 adalah bagian dari dimensi 3. Namun, mungkin hasil yang dipakai hanyalah sebatas




Karakteristik Cross Product
Di dimensi 3 terdapat 3 vektor basis sebagai berikut.
=
,
=
, dan
=
Vektor yang tegak lurus ada 2 arah (berlawanan). Supaya konsisten, maka kita tentukan arahnya dengan aturan tangan kanan. Ini dilakukan supaya hasilnya **konsisten** dan **universal**. Jadi, ini semacam aturan umum saja. (Sebenarnya jika kita memakai aturan tangan kiri, kita akan mendapatkan hasil yang tegak lurus juga, namun hasilnya negatif. Sebenarnya, ini boleh saja dilakukan).
Sesuai dengan definisi di atas, maka didapat karakteristik sebagai berikut.


=
(karena sudutnya 00)


=


=
Terlihat bahwa perkalian cross product tidak bersifat komutatif..
Sekarang kita coba mengoperasikan

= 
+
+

= 
+
+

Maka, akan didapat vektor yang tegak lurus
dan
.
Di dimensi 3 terdapat 3 vektor basis sebagai berikut.






Vektor yang tegak lurus ada 2 arah (berlawanan). Supaya konsisten, maka kita tentukan arahnya dengan aturan tangan kanan. Ini dilakukan supaya hasilnya **konsisten** dan **universal**. Jadi, ini semacam aturan umum saja. (Sebenarnya jika kita memakai aturan tangan kiri, kita akan mendapatkan hasil yang tegak lurus juga, namun hasilnya negatif. Sebenarnya, ini boleh saja dilakukan).
Sesuai dengan definisi di atas, maka didapat karakteristik sebagai berikut.












![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ----- | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ---- | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Sekarang kita coba mengoperasikan

















![]() ![]() ![]() | = (![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() = ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ===== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ===== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() = ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ===== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ===== ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() = ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() (Supaya dapat lebih mudah dibaca *dan dihapal*, kita gunakan konsep determinan) = ![]() |


Contoh Soal 15:
Di
, terdapat vektor
dan
.
=
dan
=
. Tentukan 

dan 

.
Jawab:


=
=
= 
(Determinan 3x3 di atas dapat diselesaikan dengan cara Sarrus biasa..)


=
=
= 
dapat kita lihat bahwa:

= -(

).
Contoh Soal 16:
Dari contoh soal 15, berikan 5 contoh vektor yang tegak lurus dengan vektor
dan vektor
!
Jawab:
Kita sudah menemukan 2 vektor yang tegak lurus, yaitu:
, dan
.
Berikutnya, kita tinggal menemukan vektor-vektor yang sejajar dengan vektor itu. Jadi, kita hanya mengalikan konstanta sesuka apapun yang kita mau.
Misalnya:
Kalikan
dengan
, maka hasilnya:
==> ini contoh yg ke-3
Kalikan
dengan 3, maka hasilnya:
==> ini contoh ke-4
Kalikan
dengan 2, maka hasilnya
==> ini contoh ke-5
Tentunya, akan ada banyak jawab. Intinya, kita cukup mengalikan

dengan konstanta apapun... ^^
Contoh Soal 17:
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik (0,1,2) dan terdapat vektor
dan
di bidang itu!
Jawab:
Pertama, tentukan dulu

(kita sudah mendapatkannya di soal nomor 15)
Nah, itulah yang disebut dengan vektor normal. Vektor normal adalah karakteristik yang dimiliki oleh bidang. (kalau karakteristik gradien dimiliki oleh garis). Nah, kita tinggal mengikuti rumus persamaan bidang berikut:
.
Substitusikan nilai 3 di n1, 6 di n2, dan -5 di n3. Maka, persamaan bidangnya menjadi:

Bidang itu melalui titik (0,1,2). Oleh karena itu, substitusikan nilai 0 di x1, 1 di x2 dan 2 di x3. Maka persamaannya menjadi:

Contoh soal 18: Tentukan persamaan bidang yang melalui titik A(0,1,-3), B (2,4,-1), dan C(-2,3,5)!
Jawab:
Tentukan 2 vektor yang terletak pada bidang. Di sini, kita mencari vektor
dan
. (Boleh mencari yang lain).
=
= 
=
= 
Sekarang kita cari vektor yang tegak lurus dengan kedua vektor ini. Caranya? Ya, menggunakan cross product!!


=
=
= 
Sekarang tinggal memasukkan nilai-nilai itu ke persamaan bidang:
Masukkan n1=20 , n2=-20, n3 = 10

Nah, sekarang masukkan titik yang terletak pada bidang. Terserah kalian ingin memasukkan titik A, atau B, ataupun C, karena semua titik akan menghasilkan hasil yang sama.
Di sini, kita masukkan titik A (0,1,-3). Berarti x1=0.x2=1. x3=-3.

Di













Jawab:






(Determinan 3x3 di atas dapat diselesaikan dengan cara Sarrus biasa..)






dapat kita lihat bahwa:






Contoh Soal 16:
Dari contoh soal 15, berikan 5 contoh vektor yang tegak lurus dengan vektor


Jawab:
Kita sudah menemukan 2 vektor yang tegak lurus, yaitu:


Berikutnya, kita tinggal menemukan vektor-vektor yang sejajar dengan vektor itu. Jadi, kita hanya mengalikan konstanta sesuka apapun yang kita mau.
Misalnya:
Kalikan



Kalikan


Kalikan


Tentunya, akan ada banyak jawab. Intinya, kita cukup mengalikan



Contoh Soal 17:
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik (0,1,2) dan terdapat vektor


Jawab:
Pertama, tentukan dulu



Nah, itulah yang disebut dengan vektor normal. Vektor normal adalah karakteristik yang dimiliki oleh bidang. (kalau karakteristik gradien dimiliki oleh garis). Nah, kita tinggal mengikuti rumus persamaan bidang berikut:
pers. bidang: 
Kita sudah mendapat salah 1 contoh vektor normal di contoh nomor 16, yaitu 

Substitusikan nilai 3 di n1, 6 di n2, dan -5 di n3. Maka, persamaan bidangnya menjadi:


pers. bidang: 

Contoh soal 18: Tentukan persamaan bidang yang melalui titik A(0,1,-3), B (2,4,-1), dan C(-2,3,5)!
Jawab:
Tentukan 2 vektor yang terletak pada bidang. Di sini, kita mencari vektor








Sekarang kita cari vektor yang tegak lurus dengan kedua vektor ini. Caranya? Ya, menggunakan cross product!!






Sekarang tinggal memasukkan nilai-nilai itu ke persamaan bidang:


Bagi persamaan dengan 10, supaya lebih sederhana.

Di sini, kita masukkan titik A (0,1,-3). Berarti x1=0.x2=1. x3=-3.

pers bidang: 
(Contoh Soal lainnya akan menyusul)
=========================================================================
Bagian IV
Sifat-Sifat Khusus Cross Product
Kita sudah tahu bahwa cross dan dot product memilii sifat distributif. Lalu, bagaimana jika sudutnya 0. Tentu kita sudah tahu. Di sini, dibahas sifat-sifat yang tidak diberikan secara eksplicit (dan juga jarang terpakai):Sifat-Sifat Khusus Cross Product
1.

=====> Untuk Membutikannya, cukup jabarkan ruas kiri. Lalu ubah

=====>

2.

3 komentar:
artikelnya sangat bagus mbak,sangat membantu saya dalam memahami mata kuliah kalkukus mengenai vektor. terimakasih ya mbak..^^
Hi ..
Saya mau bertanya..
Saya soal nih bisa bantuin kerjain ga?
r1=3i+4j
r2=2i+3j
r2*r1=
* artinya cross product
Pertanyaan saya kemarin bisa dijawab tidak?
Terima kasih
Posting Komentar